DokterSehat.com – Makanan gorengan kerap dikaitkan dengan risiko kanker prostat. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria yang gemar mengonsumsi makanan yang diproses dengan cara digoreng berisiko terkena kanker prostat sebanyak 30 – 37 persen.
Risiko akan tetap sama meskipun banyak faktor lain yang juga mungkin bisa mempengaruhi, seperti usia, riwayat keluarga kanker prostat, ras, indeks massa tubuh, dan riwayat skiring PSA.
Pada saat digoreng dalam suhu yang tinggi, senyawa-senyawa yang berpotensi karsinogenik termasuk akrilamida, amina heterosiklik, hidrokarbon amromatik polisiklik, aldehida dan akrolein makin meningkat saat minyak dipakai dan dipanaskan berulang kali.
Akrilamida terdapat pada makanan kaya karbohidrat seperti kentang goreng, amina heterosiklik dan hidrokarbon amromatik polisiklik dalam daging saat mencapai suhu tinggi.
Aldehida merupakan senyawa organik yang terkandung dalam parfum, sementara akrolein merupakan zat kimia dalam herbisida.
Gorengan juga diketahui banyak mengandung advanced glycation endproducts (AGEs), yakni kelompok senyawa yang berhubungan dengan peradangan kronis dan stres oksidatif, kondisi yang berhubungan dengan kanker.
Menurut para peneliti, sebuah dada ayam yang digoreng selama sekitar 20 menit mengandung 9 kali AGEs lebih banyak ketimbang dada ayam yang direbus selama satu jam.
Sudah banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan kaitan antara kanker prostat dan makanan yang dipanaskan hingga suhu tinggi, seperti daging panggang.
Mengonsumsi makanan gorengan sebenarnya tidak hanya dikaitkan dengan risiko kanker prostat tapi juga terkait dengan kanker lainnya seperti kanker paru-paru, payudara, leher, pankreas, dan esofagus.
Peningkatan angka terjadinya kanker prostat dapat menjadi pertanda makin banyaknya masyarakat yang mengonsumsi makanan cepat saji.
Bihun Jagung Cap Tanam Jagung |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar